Siapa yang nungguin cerita lanjutan perjalanan ke Pulau Derawan? Hayo tunjuk tangan. Haha! Pede banget yak. Biarlah, ada atau gak ada yang nungguin saya akan tetap melanjutkan cerita yang berawal dari sebuah impian. Yah meski updatenya agak lambat. Yups, dulu pernah saya berhayal bisa liburan ke sebuah tempat yang bisa dibilang ‘Wow’ banget versi saya, gak tahu kalo yang lain soalnya. Jadi ceritanya dulu pernah lihat ada postingan foto liburan seseorang ke Danau Labuhan Cermin, gak lama saya search di google tentang Danau itu dan seketika saya semakin jatuh cinta dengan alamnya beserta jernihnya air danau tersebut yang seperti cermin. Gak percaya? Nih salah satu potret dari Danau Labuhan Cermin.
Akhirnya foto Danau Labuhan Cermin dari Mbah google saya save. Pernah dengar ceramahnya Ust. Yusuf Mansur, kata Beliau kalau kita punya keinginan atau hajat apa aja cara gampangnya salawatin dah apa yang kita mau. Kalian tahu? Saya pun langsung mempraktikannya dengan menyelawati foto Danau Labuan Cermin yang ada di HP saya. Kalau ada yang bilang cara ini masuk ke urusan bid’ah dan lain-lain. Saya pikir bukan, soalnya itu salah satu niat dan kepercayaan kita terhadap apa yang kita impikan. Mintanya kan tetap sama Allah. Daripada ucapan-ucapan yang kurang bermanfaat, mending selawatan aja kan? Hehe. Okey lanjut yak ceritanya!
Saya juga selalu merapal doa setiap selesai salat atau waktu senggang melamun, tapi gak galau lho ya, apalagi mikirin mantannya orang #ups. Semakin hari semakin yakin tuh bisa sampai ke Danau Labuhan Cermin, Kalimantan Timur. Ngayalnya sih udah oke banget, pengen foto di perahu yang ada di danau itu. Biar kaya foto-foto hits di instagram gitu. Atau di Kalimantan Timur kan banyak Pantai tuh, nah minimal baringan deh di pasir pantainya yang putih sambil natap langit. Gak lupa dengerin deburan ombak dan wanginya pantai. Asal jangan sampai ada kepiting nyapit kuping aja, kan gak lucu jadi kebangun dari mimpi.
Singkatnya Impian itu terwujud. Menang lomba blog buat ngeresensi Buku ‘Laris Manis Bisnis Wisata Halal yang diadakan oleh Cheria Travel. Hadiahnya tour gratis ke Pulau Derawan, Kalimantan Timur. Memang enggak ke Danau Labuhan Cermin, tapi ini pun udah deket banget sama lokasi yang diimpikan. Pastinya malah lebih bersyukur karena bukan satu destinasi aja yang dikunjungi, kalau kalian baca itinerary-nya pasti senang banget. Kalem, ini bukan undian lottre jadi senangnya cukup dengan mengucap Hamdalah dan sujud syukur.
“Wih! Pasti keren banget yak blognya sampai bisa menang?” dengan santai saya jawab, biasa aja blognya mah bahkan masih pakai blog yang gak pakai domain waktu itu. Terus kalau ditanya apa resepnya bisa menang gitu? Percaya deh, masih banyak blogger keren yang lebih pantas buat menjawabnya. Kalau dari saya pribadi sih cuma bisa bilang, Menulislah dengan hati, hindari nyalin tulisan orang dan kurangi tulisan alay! Lalu percaya dengan impian dan terakhir doa banyakin.
Di postingan sebelumnya saya udah bahas tentang keberangkatan saya dari Bandar Lampung, buat yang belum tahu kisah sebelumnya bisa kalian baca di sini. Saya melanjutkan perjalanan dari Jakarta menuju Pulau Derawan bersama teman-teman blogger. Setelah sekian jam perjalanan darat dan udara (bukan Avatar lho) akhirnya kami sampai di Berau. Karena udah cukup malam, jadi kami gak berani memaksakan diri untuk menjelajah lautan menuju Pulau Derawan.
Alhasil kami menginap di sebuah penginapan di Berau. Namun sebelum kami ke hotel, Pak Pendi selaku driver kami selama di Berau mengantarkan kami ke sebuah rumah makan. Buat kamu yang terpaksa bermalam di Berau, bisa nih mampir ke rumah makan ini. Atau kalau punya rekomendasi tempat makan lain di berau, silahkan. Oh ya, di rumah makan ini kita bisa ambil makanan sendiri alias prasmanan. Berasa di rumah sendiri kan? Ayo jangan malu-malu makannya. Menunya pun gak terlalu asing dengan lidah kami yang berasal dari Jawa dan Sumatera. Jadi sangat welcome di lidah kami. Yang paling saya ingat adalah tersedianya lalaban alias sayuran mentah yang paling disenangi orang sunda.
Masalah perut selesai, kami pun bergegas ke penginapan. Hotel Millenium menjadi tempat kami melepas lelah setelah perjalanan yang lumayan panjang. Fasilitas dari hotel ini ada Wifi, satu tempat tidur yang bisa menampung 3 orang, AC, TV dan dapat sarapan pagi sederhana. Lumayan, bisa meluruskan badan dan mengembalikan energi untuk persiapan kami di waktu-waktu seru selanjutnya.
Pagi harinya kami melanjutkan perjalanan menuju Tanjung Batu, di tempat inilah kita akan berpetualan mengarungi lautan menuju Pulau derawan yang kita impikan. Lama perjalanan dari Berau ke Tanjung Batu sekitar 2,5 sampai 3 jam. Sepanjang perjalanan mata saya dimanjakan dengan suguhan hutan, rumah penduduk khas Kalimantan, kehidupan masyarakat berau dan pemandangan Sungai Segah. Ada yang tak biasa bagi mata saya ketika melihat ada kapal besar seukuran kapal Feri yang berlayar di sebuah sungai, aneh saja bagi saya karena biasanya saya melihat atau bahkan naik kapal sebesar itu di lautan bukan di sungai. Hehe.
![]() |
Hotel Millenium, Kalimantan Timur-Berau |
Pagi harinya kami melanjutkan perjalanan menuju Tanjung Batu, di tempat inilah kita akan berpetualan mengarungi lautan menuju Pulau derawan yang kita impikan. Lama perjalanan dari Berau ke Tanjung Batu sekitar 2,5 sampai 3 jam. Sepanjang perjalanan mata saya dimanjakan dengan suguhan hutan, rumah penduduk khas Kalimantan, kehidupan masyarakat berau dan pemandangan Sungai Segah. Ada yang tak biasa bagi mata saya ketika melihat ada kapal besar seukuran kapal Feri yang berlayar di sebuah sungai, aneh saja bagi saya karena biasanya saya melihat atau bahkan naik kapal sebesar itu di lautan bukan di sungai. Hehe.
Selain Sungai Segah hal lain yang menarik perhatian saya adalah hutan. Yups, ada yang membuat hati saya sedih ketika melihat sebagian hutan di Kalimantan Timur rusak atau gundul. Semoga kedepannya ada upaya untuk mereboisasi hutan-hutan di Kalimantan, baik dari pemerintah maupun dari masysrakatnya sendiri. Tolong sama-sama jaga hutan kita ya, Sob! Indonesia, khususnya Kalimantan Timur itu sungguh indah bila lestari. Curhat soal kondisi alam Indonesia ini sungguhan, udah berasa kan seriusnya?
Kontur jalan di Kalimantan kurang lebih sama seperti di Sumatera, diselingi dengan tanjakan yang cukup pajang dan setelahnya turunan. Asik banget kalo dibawa enjoy, anggap saja lagi main rollcoster. Suasana sepanjang perjalanan di Kalimantan sangat recommended buat kalian yang mungkin lelah dengan aktivitas kota atau kurang piknik seperti saya. Di sini saya jarang lihat atau malah mungkin gak ada bangunan-bangunan tinggi dan polusi kendaraan yang berlebih. Jadi bisa bayangin dong gimana relaksnya trip kami waktu itu.
Lanjut, sebentar scroll dulu ke atas. Lupa tadi sampai mana perjalanannya, hehe. Nah, setelah sampai di Tanjung Batu kami bersiap deh buat nyebrang pulau. Oh iya jangan lupa beli tiket dulu ya, Sob. Beli tiket di tempat resmi, biar aman dan terdata. Kita kan gak pernah tahu kedepannya, misal ada musibah (Jangan sampe, ya Robb) jadi kan penanganannya lebih mudah. Selain itu kita juga dilindungi asuransi.
Kapal motor alias spit milik Pak Hasan sudah menderung, pertanda kami harus segera memulai petualangan di lautan. Beberapa kali naik kapal Feri dan kapal cepat untuk menyebrang Selat Sunda, namun kali ini agak berbeda. Terombang ambing di tengah lautnya lebih terasa. Seru, meski awalnya sempat worried. Kali ini saya memutuskan untuk tidak berimajinasi, yang terpenting adalah menikmati perjalanan. Pak Hasan ini cukup lihai mengendalikan spit sehingga saya yang sempat takut pun menjadi percaya bakal aman sampai tujuan.
Tak jarang saya, Teh Evrina dan Okka berteriak ketika spit yang kami tumpangi melayang lebih tinggi di atas permukaan laut. Kalo Kang Ali dan Khairul mah terlihat santai aja sambil foto-foto. Wajarlah ya namanya juga cewek, gak seru kalo gak pake ekspresi heboh. Haha. Lama perjalanan dari Tanjung Batu ke Pulau derawan sekitar 30 menit – satu jam. Kalian tahu apa yang membuat saya senang? Yups! Saya girang banget ketika mulai terlihat pucuk-pucuk pohon kelapa dan barisan cottages tepi pantai yang cozy. Itu artinya Pulau Derawan sudah di depan mata.
Alhamdulillah. Beruntung banget menurut saya, karena kami dapet penginapan yang langsung menjorok ke laut, jadi kalo salah satu dari kami ada yang galau bisa deh nyemplung kalem bareng penyu. Siapa tahu nemuin spesies baru ikan citul yang gak ada di kali deket rumah. Penginapan yang kami diami saat itu namanya Penginapan 88. Menurut penilitian saya (elah gaya bener) Penginapan 88 ini bisa jadi pilihan kalian buat yang mau ke Pulau Derawan, Kalau soal harganya saya sendiri kurang tahu, karena semua udah di-cover sama Cheria Travel. Mungkin solusinya kalian bisa tanya dan nego langsung sama mereka ketika kalian sampai di Derawan. Tenang, warga Derawan orangnya ramah-ramah. Asal kitanya juga ramah.
Saat petama kali menghirup udara derawan, hembusan nafas selalu diiringi dengan ucapan syukur. Lelah selama perjalanan rasanya terbayar sudah dengan indahnya pesona Pulau Derawan ini. Bagi kami mendokumentasikan segala sudut yang ada di sekitar penginapan Pulau Derawan ini gak ada bosannya.
Jika suatu saat kalian berkunjung ke Derawan, coba deh duduk di pinggiran dermaganya. Angin pantai seolah seirama dengan beningnya air laut yang kami lihat dari atas dermaga. Kalau kalian beruntung, kalian akan menemukan penyu-penyu besar memperlihatkan kepalanya ke atas permukaan untuk menghirup oksigen.
Saat petama kali menghirup udara derawan, hembusan nafas selalu diiringi dengan ucapan syukur. Lelah selama perjalanan rasanya terbayar sudah dengan indahnya pesona Pulau Derawan ini. Bagi kami mendokumentasikan segala sudut yang ada di sekitar penginapan Pulau Derawan ini gak ada bosannya.
Jika suatu saat kalian berkunjung ke Derawan, coba deh duduk di pinggiran dermaganya. Angin pantai seolah seirama dengan beningnya air laut yang kami lihat dari atas dermaga. Kalau kalian beruntung, kalian akan menemukan penyu-penyu besar memperlihatkan kepalanya ke atas permukaan untuk menghirup oksigen.
Pak Hasan dan istrinya sudah menyiapkan apa yang sekiranya kami butuhkan. Hari ini rencana kami adalah snorkeling di beberapa tempat. Namun sebelumnya kami istirahat sebentar sekalian bersih-bersih dan makan. Oh ya, Sob... tempat kami bermalam di Pulau Derawan ini memang nyaman. Fasilitas dalam satu kamar terdapat dua tempat tidur, AC, kamar mandi di dalam dan ada pintu belakang atau ruang kecil yang bisa kita gunakan buat jemur apapun yang perlu dijemur. Satu hal yang bikin kepo saya dan Okka waktu itu, kami penasaran kemana larinya air dari kamar mandi. Apa iya langsung nyemplung ke laut? Kan agak horror kalau begitu. Alhasil, saya yang penasaran pun sampai nunduk-nunduk mencari tetesan air kamar mandi itu ngalir kemana. Ya, meskipun terdengar sedikit konyol sih. Ah! Intinya para penduduk ini keren lah, bisa rapih dan gak mengeruhkan air laut.
wah, saya yang tadinya satu propinsi malah belum pernah kesini. Kayaknya saya mesti seriusin tipsnya deh, banyak2 salawatin. Semangat, semangat.
ReplyDeleteWah Mba berasal dr sana toh.. Saya pun tadinya gak tahu dimana Derawan, Alhamdulillah Allah kasih kesempatan untuk tahu. Iya mba, yakin aja deh Allah bakal kabulin apa yang kita yakini
DeleteOh ya Maya juga pernah dengar ceramahnya pak ustad Yusuf Mansur kalau ada keinginan akan sesuatu banyak-banyak bershalawat, setuju sih Maya juga mengamalkannya kalau lihat Kakbah Maya sering bershalawat soalnya ingin banget bisa beribadah ke Baitullah hehe ...
ReplyDeleteAllah itu maha kaya maka mintalah sebanyak-banyaknya
Iya Mba Maya, Allah itu maha baik. Doa dan yakin aja apa yg kita mau bakal terkabul. Semangaaat...
Deleteseru banget sepertinya main ke pulau derawan.. Cuma sayangnya lama banget sampai kesana yaa.. tp sebanding dengan pemandangan alam yang menenangkan jiwa...
ReplyDeleteSeru sekaligus haru aku Mba, kalau bukan karena Allah entah kapan bisa terbang ke Derawan. Iya, lama tapi beneran deh kebayar banget sama indahnya surga Allah :-)
DeleteDuh perjalanan dan liburan yang sangat menyenangkan. Aku paling suka di jembatan itu, duduk sore sepertinya menyenangkan. Ditambah airnya bening banget.. Cocok untuk berlibur bersama keluarga nih..he
ReplyDeleteSemoga bisa ke pulai derawan juga..aamiin..
Makanannya aku suak sekali, apalagi lalapan. Orang sunda memang sangat suka, termasuk aku..hehe
Di Derawan ini rasanya hampir semua tempat aku suka. Di jembatan itu memang paling asik kalo mau lihat matahari terbit dan terbenam, juga bagus langitnya kalo lagi beruntung. Aamiin ya Robb, semoga Mas Andi dan keluarga bisa sampai ke Pulau Derawan secepatnya..
Deleteiya, aku pun suka makan lalaban mah hehe
Waa jadi Penasaran sama sistem pembuangan air kamar mandinya :D
ReplyDeleteHehehe harus main Mba ke Derawan. Bukan cuma sistem pembuangan airnya aja yang keren, penduduk Derawan udah pake listrik dari panel surya jg lho
Deleteberarti bagus banget ya secara keseluruhan pengelolaan kawasan wisatanya.Bawa dampak positif juga buat peduduk setempat.
DeleteKalo menurutku sih udah cukup bagus untuk seukuran pulau yang jauh dari kota Mba, berharap Derawan tetep cantik selalu setiap sudutnya. Aamiin
Deletehuaa.. bikin mupengndehbtempatnya.. :'O banyakin sholawat ah biar bisa kesana juga hehehe keren bangett tempatnya..
ReplyDeleteiya Mba, banyakin sholawat dan minta sama Allah. InsyaAllah deh, asal kita percaya
DeletePulau Derawan bagus banget ya mbaa, jadi pengen kesana
ReplyDeleteSangat bagus Mba,pasti betah Mba di sana. Semoga suatu hari Mba bs ke sana jg 😊
DeleteSeruuuu banget Derawan mbak septia..aduh saya sering lihat di TV, airnyaa bening banget yaa.
ReplyDeleteSemoga suatu hari bisa ke Derawan, nyemplung-nyemplung hihi
Iya banget Mba, seru dan indah banget Pulaunya. Enak banget buat nenangin diri dari hiruk pikuk kota.
DeleteAamiin ya Robb, semoga Allah ijabah ya biar Mba juga bisa icip2 nyemplung kalem di Derawan 😁😊
ya ALlah Derawaaaan.. udah masuk wish list tapi belum kesampaian...
ReplyDeleteSalawatin aja terus mba. Semoga Allah ijabah secepatnya ya Mba, Aamiin 😊
DeleteWow.. Super kerenn..
ReplyDeletePengen bisa menjelajah ke luar Jawa...
Silahkan atur rencana dan segera menjelajah Mas:)
DeleteWaktunya sekarang mbak yang susah.. hoho
Delete