Assalamualaikum, gimana weekend kali ini? Gak kerasa ya udah masuk hari kerja aja. Eh tapi harus semangat, cari rejeki biar bisa eksplore Indonesia lebih banyak lagi. Sesuai janji tempo hari kalau aku bakal update tulisan tentang fakta yang jarang orang tahu tentang Pulau Pahawang, tepatnya Pahawang kecil. Cukup menggebu-gebu nih, karena sebelumnya aku masih cari tahu tentang info yang agak sensitif ini ke mereka yang sering ke Pahawang. Kebetulan anaknya teman Mama sering jadi tour guide ke sana dan dia membenarkan kabar itu.
![]() |
Kapal nelayan yang mengantar pengunjung di Pahawang Kecil |
Oke langsung aja, jadi waktu itu aku liburan bareng ASDP Indonesia Ferry untuk mengeksplore Pulau Pahawang yang ada di Lampung Selatan. Nah di salah satu pulau yang kami kunjungi, ada hal menarik yang berhasil memikat aku dan temanku. Letaknya di paling ujung mata kami memandang, berdirilah sebuah bangunan yang khas. Bertambah penasaran lagi ketika tahu gak ada seorang turis saat itu yang singgah ke sana.
Baca juga: Trip Asik ke Pahawang Bareng ASDP Indonesia Ferry
![]() |
Vila milik orang Prancis yang ada di Pahwang Kecil |
![]() |
Kapal nelayan di Pahawang Kecil yang disulap menjadi tempat jualan |
“Vila itu punya orang Perancis, Mba. Jadi gak boleh ada yang ke sana!” Penjelasan si Bapak semakin membuat kami mikir.
“Kalau hanya melihat
saja masa gak boleh sih Pak? Kami gak akan masuk ke dalamnya kok.” sambut Lala.
“Tetap gak boleh.
Begitu pesan yang punya.” Aku pikir si Bapak ini mungkin salah satu penjaga
yang tugaskan oleh si orang Perancis.
“Yaudah ini kan masih jauh banget sama vila, boleh ya
kalau kami melihat sampai batas yang gak boleh kami lewati?” Aku tetap
bersikukuh ke sana.
“Ya boleh, tapi inget
gak boleh lewat pembatas ya Mba!”
Akhirnya sedikit terpuaskan,
meski kami tak mengangguk pada kalimat terakhir si Bapak. Foto-foto sebentar
karena jujur makin ke ujung pemandangan semakin membius. Sampai kami menemukan
papan pemberitahuan yang memperingatkan untuk tidak memasuki kawasan vila si
orang Perancis. Oke, kami masih lanjutkan jalan dan tiba-tiba diteriaki oleh si
Bapak yang tadi mewanti-wanti kami.
“Mba! Gak boleh
melewati batas tali rapia!” suaranya yang cukup keras padahal waktu itu angin
pantai yang berhembus cukup kencang dan jarak kami dengannya cukup jauh.
Eh serius kami berdua
gak lihat ada pembatas, udah diteriakin kaya orang mau maling aja! Hahaha.
![]() |
Plang himbauan agar tidak melewati batas berkunjung |
“Itu Mba ada tali
rapia.” Akhirnya Lala menemukan batas yang si Bapak maksud.
Dengan berat hati kami kembali menuju rombongan, selama perjalanan kami masih membicarakan perihal vila yang dimiliki orang asing, merasa sedih aja dan berniat untuk menulisnya di Blog.
![]() |
Pembatasan kawasan milik orang Prancis berupa tali rapia di Pahawang Kecil |
Dengan berat hati kami kembali menuju rombongan, selama perjalanan kami masih membicarakan perihal vila yang dimiliki orang asing, merasa sedih aja dan berniat untuk menulisnya di Blog.
“Ini harus kita tulis
di Blog Mba, aku kok kaya gak terima dan miris ya?” ya, aku setuju denganmu. Rasanya
kaya kehilangan barang berharga. Sedih tapi gak tahu mau komentar sama siapa.
![]() |
Kelestarian tanaman bakau di sini masih sangat baik dan warga Negara lain yang akhirnya memiliki ini |
Dalam hati aku terus
ngedumel, “What? Ini Lampung loh, tempat tinggal gue lebih dari dua puluh
tahun. Terus sekarang gue nemuin tempat indah di Provinsi gue sendiri dan gak
boleh singgah barang sebentar. Oke, salah gue adalah gak punya kekuasaan dan
belum kaya raya sehingga gak punya hak buat melarang orang asing membeli pulau
ini.”
Bukan, aku bukan iri karena gak bisa beli tempat indah seperti ini. Aku gak masalah misalnya pulau ini milik pribadi, tapi yang punya orang Indonesia dan gak dijual ke orang luar. Entahlah, sulit rasanya menggambarkan isi hati ketika kita berada di sana, lalu diteriaki seperti orang yang dicurigai mencuri padahal itu kekayaan alam negara sendiri. Sedih.
![]() |
Pahawang kecil dengan keunikan berupa pasir timbulnya |
Bukan, aku bukan iri karena gak bisa beli tempat indah seperti ini. Aku gak masalah misalnya pulau ini milik pribadi, tapi yang punya orang Indonesia dan gak dijual ke orang luar. Entahlah, sulit rasanya menggambarkan isi hati ketika kita berada di sana, lalu diteriaki seperti orang yang dicurigai mencuri padahal itu kekayaan alam negara sendiri. Sedih.
Aku gak tahu udah
berapa banyak tempat indah atau kekayaan milik Indonesia yang akhirnya jatuh ke
tangan asing. Makanya aku bersyukur banget karena dengan jalan-jalan aku tahu
fakta lapangan tanpa pusing dengan berita-berita hoax. Oke, jadi makin semangat
nih jadi Travel Blogger.
Aku punya cita-cita
ingin sekali membeli kembali pulau-pulau cantik yang telah terjual ke orang
asing. Hey! Indonesiaku yang indah ini lama-lama habis kalau terus-terusan tergadai.
Baru di Pulau Pahawang Kecil di usir saja aku sedih, gimana terusir dari negara
sendiri kalau kitanya hobi menjual aset negara ke Asing? Hayuklah, kita
sama-sama jadi smart people seperti
yang sering Om Dedi gaungkan. Smart people
yang tak hanya memikirkan ego dan nafsu pribadi untuk negara ini.
Kalau kalian pernah
menemukan fakta tersembunyi apa nih sehabis pulang traveling? Dan apakah kalian rela pulau-pulau Indonesia sedikit
demi sedikit dijual ke orang asing? Yuk, share pengalaman kalian biar banyak
orang tahu dan siapa tahu pesannya bisa tersampaikan ke pemerintah.
Astaga... beneran dirimu masih nginjek tanah Indonesia tapi kayak di perbatasan negara aja ya Mbak sampe segitunya diteriakin nggak boleh lewat batas tali rafia. Btw, mestinya harus dikonfirmasi nih ke pemerintah daerah. Kok segitunya ada kepemilikan asing seperti ini.
ReplyDeleteWah ikut sedih kok bisa dimiliki Asing? Apakah ada oknum pemda yang mengizinkannya? Ini yang harus diusut. Terus suara kan Mbak... Kulakukan dan mention para pembesar bangsa
ReplyDeletewah pulaunya milik orang Perancis? duh harusnya sih ga boleh ya masa Pemda setempat diam aja, apa mereka ga tau?
ReplyDeletewah... baru tahu saya setelah baca ini... sepertinya emang harus digaungkan deh...biar pada tau.. hiks sedih...
ReplyDeleteya ampun. Aku belum lama lama juga ke Pahawang baru tahu ternyata ya. Sedih juga kalau destinasi indah ini nggak semua punya kita. Duh gagal mikir nih
ReplyDeleteGimana bisa sampai dimiliki orang asing ya 😠viralkan!
ReplyDeletekembali ke pemerintah daerahnya kak. kalau tegas dan melarang penjualan aset pariwisata pasti aman. Seperti nasib rumah tua dan kawasan sejarah yang tak mampu dirawat sehingga dijual dan dibongkar hingga tak bersisa. miris
ReplyDeleteKok bisa di beli sm orang prancis itu mbak? Aku baca ini jd ikutan emosi juga, itu kan alam Indonesia. Kekayaam Indonesia ,berita kaya gini gak adadi tv manapun mbak. Miris bangettt ,Indonesia rumah kita tapi kita juga yg diteriakin gak boleh masuk (pake tali rapiah pula) ..
ReplyDeleteIni beneran mba, dimiliki sebagian oleh asing? Kan ada regulasi yang mengatur ya. Kayanya mesti ditinjau sama yang berwenang nih
ReplyDeleteWaalaikumussalam.
ReplyDeleteIni tragis memang, di tanah air kita sendiri ternyata saat berwisata ke sana malah jadi seperti tamu, bukan seperti masuk ke rumah sendiri
Kenapa bisa dimiliki org asing ya? APakah si org asing menikah dgn org Indonesia trus jd berhak punya tanah?
ReplyDeleteKalau beli, belinya ke siapa? APa pemerintah daerahnya yang terima uangnya atau oknum?
Yg jelas aku ikut miris :(
Kok jadi sedih ya Mba, duuuh kok bisa sih ada yang tega menjual pulau secantik itu pada orang asing pula. Miris bangat membaca tulisan ini. Hiks!
ReplyDeleteWah, kok bisa dijual ke orang asing gitu ya? Gimana pemerintah daerahnya nih. Jadi ikutan sedih..hiks..
ReplyDeleteMiris bacanya... semoga bisa cepat diselesaikan dan kembali diambil alih. Inikan kekayaan bangsa.. bersatulah untuk ini!
ReplyDeleteDuh sedih banget, ternyata tanah milik pemerintah bisa dibeli orang asing ya, dan bangsa sendiri nggak bisa menikmati keindahannya
ReplyDeleteMenerik banget ya wisata ke Pahawang ini.. pernah denger cerita dari temen yang pernah ke pahawang dan sekarang baca tulisan mbak dan akhirnya aku putuskan untuk mengunjungi pahawang juga, can't wait
ReplyDeleteKenapa bisa dimiliki asing ya...apa pemerintah yg jual..atau penduduk lokal yg jual...
ReplyDeleteRasanya kok gimana ya..Sampai asing yg jauh bisa beli...., Uang kalau udah ngomong susah emang. ..