Monday, September 24, 2018

Pahawang Kecil Sebagian Milik Asing? Kamu Harus Baca




Assalamualaikum, gimana weekend kali ini? Gak kerasa ya udah masuk hari kerja aja. Eh tapi harus semangat, cari rejeki biar bisa eksplore Indonesia lebih banyak lagi. Sesuai janji tempo hari kalau aku bakal update tulisan tentang fakta yang jarang orang tahu tentang Pulau Pahawang, tepatnya Pahawang kecil. Cukup menggebu-gebu nih, karena sebelumnya aku masih cari tahu tentang info yang agak sensitif ini ke mereka yang sering ke Pahawang. Kebetulan anaknya teman Mama sering jadi tour guide ke sana dan dia membenarkan kabar itu.


Kapal nelayan yang mengantar pengunjung di Pahawang Kecil

Oke langsung aja, jadi waktu itu aku liburan bareng ASDP Indonesia Ferry untuk mengeksplore Pulau Pahawang yang ada di Lampung Selatan. Nah di salah satu pulau yang kami kunjungi, ada hal menarik yang berhasil memikat aku dan temanku. Letaknya di paling ujung mata kami memandang, berdirilah sebuah bangunan yang khas. Bertambah penasaran lagi ketika tahu gak ada seorang turis saat itu yang singgah ke sana.

Baca juga: Trip Asik ke Pahawang Bareng ASDP Indonesia Ferry

Vila milik orang Prancis yang ada di Pahwang Kecil

Hati kecilku mengatakan untuk pergi ke sana dan tak lama disambut ajakan Lala, teman ngebolangku dari Bogor. Berangkatlah kami berdua menuju bangunan tersebut, namun sebelum langkah kami terlalu jauh menuju tempat itu, kami diperingatkan untuk tidak mendekati vila tersebut. Oh jadi itu vila, terus kenapa kami gak boleh ke sana? Kaya seram amat peringatan si Bapak yang kami perkirakan nelayan di tempat ini.

Kapal nelayan di Pahawang Kecil yang disulap menjadi tempat jualan

“Vila itu punya orang Perancis, Mba. Jadi gak boleh ada yang ke sana!” Penjelasan si Bapak semakin membuat kami mikir.

“Kalau hanya melihat saja masa gak boleh sih Pak? Kami gak akan masuk ke dalamnya kok.” sambut Lala.

“Tetap gak boleh. Begitu pesan yang punya.” Aku pikir si Bapak ini mungkin salah satu penjaga yang tugaskan oleh si orang Perancis.

“Yaudah  ini kan masih jauh banget sama vila, boleh ya kalau kami melihat sampai batas yang gak boleh kami lewati?” Aku tetap bersikukuh ke sana.

“Ya boleh, tapi inget gak boleh lewat pembatas ya Mba!”

Akhirnya sedikit terpuaskan, meski kami tak mengangguk pada kalimat terakhir si Bapak. Foto-foto sebentar karena jujur makin ke ujung pemandangan semakin membius. Sampai kami menemukan papan pemberitahuan yang memperingatkan untuk tidak memasuki kawasan vila si orang Perancis. Oke, kami masih lanjutkan jalan dan tiba-tiba diteriaki oleh si Bapak yang tadi mewanti-wanti kami.
“Mba! Gak boleh melewati batas tali rapia!” suaranya yang cukup keras padahal waktu itu angin pantai yang berhembus cukup kencang dan jarak kami dengannya cukup jauh.


Plang himbauan agar tidak melewati batas berkunjung
Eh serius kami berdua gak lihat ada pembatas, udah diteriakin kaya orang mau maling aja! Hahaha.
“Itu Mba ada tali rapia.” Akhirnya Lala menemukan batas yang si Bapak maksud.


Pembatasan kawasan milik orang Prancis berupa tali rapia di Pahawang Kecil

Dengan berat hati kami kembali menuju rombongan, selama perjalanan kami masih membicarakan perihal vila yang dimiliki orang asing, merasa sedih aja dan berniat untuk menulisnya di Blog.

“Ini harus kita tulis di Blog Mba, aku kok kaya gak terima dan miris ya?” ya, aku setuju denganmu. Rasanya kaya kehilangan barang berharga. Sedih tapi gak tahu mau komentar sama siapa.

Kelestarian tanaman bakau di sini masih sangat baik dan warga Negara lain yang akhirnya memiliki ini
Masalahnya kok bisa gitu Pulau secantik itu dibeli orang luar, ini kan kekayaan negara Indonesia. Punya seluruh rakyat Indonesia, lalu siapa yang punya hak untuk menjual sebagian pulau itu ke orang asing? Pas diteriaki dan sedikit diomelin tadi berasa banget kecewanya.

Dalam hati aku terus ngedumel, “What? Ini Lampung loh, tempat tinggal gue lebih dari dua puluh tahun. Terus sekarang gue nemuin tempat indah di Provinsi gue sendiri dan gak boleh singgah barang sebentar. Oke, salah gue adalah gak punya kekuasaan dan belum kaya raya sehingga gak punya hak buat melarang orang asing membeli pulau ini.”


Pahawang kecil dengan keunikan berupa pasir timbulnya

Bukan, aku bukan iri karena gak bisa beli tempat indah seperti ini. Aku gak masalah misalnya pulau ini milik pribadi, tapi yang punya orang Indonesia dan gak dijual ke orang luar. Entahlah, sulit rasanya menggambarkan isi hati ketika kita berada di sana, lalu diteriaki seperti orang yang dicurigai mencuri padahal itu kekayaan alam negara sendiri. Sedih.

Aku gak tahu udah berapa banyak tempat indah atau kekayaan milik Indonesia yang akhirnya jatuh ke tangan asing. Makanya aku bersyukur banget karena dengan jalan-jalan aku tahu fakta lapangan tanpa pusing dengan berita-berita hoax. Oke, jadi makin semangat nih jadi Travel Blogger.

Aku punya cita-cita ingin sekali membeli kembali pulau-pulau cantik yang telah terjual ke orang asing. Hey! Indonesiaku yang indah ini lama-lama habis kalau terus-terusan tergadai. Baru di Pulau Pahawang Kecil di usir saja aku sedih, gimana terusir dari negara sendiri kalau kitanya hobi menjual aset negara ke Asing? Hayuklah, kita sama-sama jadi smart people seperti yang sering Om Dedi gaungkan. Smart people yang tak hanya memikirkan ego dan nafsu pribadi untuk negara ini.

Kalau kalian pernah menemukan fakta tersembunyi apa nih sehabis pulang traveling? Dan apakah kalian rela pulau-pulau Indonesia sedikit demi sedikit dijual ke orang asing? Yuk, share pengalaman kalian biar banyak orang tahu dan siapa tahu pesannya bisa tersampaikan ke pemerintah.

17 comments:

  1. Astaga... beneran dirimu masih nginjek tanah Indonesia tapi kayak di perbatasan negara aja ya Mbak sampe segitunya diteriakin nggak boleh lewat batas tali rafia. Btw, mestinya harus dikonfirmasi nih ke pemerintah daerah. Kok segitunya ada kepemilikan asing seperti ini.

    ReplyDelete
  2. Wah ikut sedih kok bisa dimiliki Asing? Apakah ada oknum pemda yang mengizinkannya? Ini yang harus diusut. Terus suara kan Mbak... Kulakukan dan mention para pembesar bangsa

    ReplyDelete
  3. wah pulaunya milik orang Perancis? duh harusnya sih ga boleh ya masa Pemda setempat diam aja, apa mereka ga tau?

    ReplyDelete
  4. wah... baru tahu saya setelah baca ini... sepertinya emang harus digaungkan deh...biar pada tau.. hiks sedih...

    ReplyDelete
  5. ya ampun. Aku belum lama lama juga ke Pahawang baru tahu ternyata ya. Sedih juga kalau destinasi indah ini nggak semua punya kita. Duh gagal mikir nih

    ReplyDelete
  6. Gimana bisa sampai dimiliki orang asing ya 😭 viralkan!

    ReplyDelete
  7. kembali ke pemerintah daerahnya kak. kalau tegas dan melarang penjualan aset pariwisata pasti aman. Seperti nasib rumah tua dan kawasan sejarah yang tak mampu dirawat sehingga dijual dan dibongkar hingga tak bersisa. miris

    ReplyDelete
  8. Kok bisa di beli sm orang prancis itu mbak? Aku baca ini jd ikutan emosi juga, itu kan alam Indonesia. Kekayaam Indonesia ,berita kaya gini gak adadi tv manapun mbak. Miris bangettt ,Indonesia rumah kita tapi kita juga yg diteriakin gak boleh masuk (pake tali rapiah pula) ..

    ReplyDelete
  9. Ini beneran mba, dimiliki sebagian oleh asing? Kan ada regulasi yang mengatur ya. Kayanya mesti ditinjau sama yang berwenang nih

    ReplyDelete
  10. Waalaikumussalam.
    Ini tragis memang, di tanah air kita sendiri ternyata saat berwisata ke sana malah jadi seperti tamu, bukan seperti masuk ke rumah sendiri

    ReplyDelete
  11. Kenapa bisa dimiliki org asing ya? APakah si org asing menikah dgn org Indonesia trus jd berhak punya tanah?
    Kalau beli, belinya ke siapa? APa pemerintah daerahnya yang terima uangnya atau oknum?
    Yg jelas aku ikut miris :(

    ReplyDelete
  12. Kok jadi sedih ya Mba, duuuh kok bisa sih ada yang tega menjual pulau secantik itu pada orang asing pula. Miris bangat membaca tulisan ini. Hiks!

    ReplyDelete
  13. Wah, kok bisa dijual ke orang asing gitu ya? Gimana pemerintah daerahnya nih. Jadi ikutan sedih..hiks..

    ReplyDelete
  14. Miris bacanya... semoga bisa cepat diselesaikan dan kembali diambil alih. Inikan kekayaan bangsa.. bersatulah untuk ini!

    ReplyDelete
  15. Duh sedih banget, ternyata tanah milik pemerintah bisa dibeli orang asing ya, dan bangsa sendiri nggak bisa menikmati keindahannya

    ReplyDelete
  16. Menerik banget ya wisata ke Pahawang ini.. pernah denger cerita dari temen yang pernah ke pahawang dan sekarang baca tulisan mbak dan akhirnya aku putuskan untuk mengunjungi pahawang juga, can't wait

    ReplyDelete
  17. Kenapa bisa dimiliki asing ya...apa pemerintah yg jual..atau penduduk lokal yg jual...


    Rasanya kok gimana ya..Sampai asing yg jauh bisa beli...., Uang kalau udah ngomong susah emang. ..

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan jejak, Teman. Gunakan bahasa yang baik agar silahturahmi dan diskusi kita menyenangkan. Saya pun akan berkunjung balik ke Blog kalian. Tolong untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar. Terima Kasih :-)

Untuk kerja sama berupa content placement, review produk dan lain-lain bisa email ke septiakhoirunnisa24@gmail.com