Thursday, November 8, 2018

,

Dibalik Kesan Gatal Ulat Bulu Pohon Alpukat




Mulai dari beberapa minggu yang lalu aku dan ayahku sedang hobi-hobinya bereksperimen. Mulai dari ternak ayam kampung, membibitkan pohon papaya kalifornia serta menanam sekitar seratus pohon alpukat. Tujuan sederhananya adalah menambah nikmat syukur kalau bisa potong ayam dan goreng telur dari hasil ternak dan makan buah yang dipetik dari kebun sendiri. Selain dinikmati pribadi, hasil eksperimen berkebun dan berternak bisa pula dibagi ke tetangga agar berbagi kebahagian.

Kok banyak amat tanam pohon alpukat? Iya, memang kami sengaja menanam banyak pohon alpukat dengan tujuan masa depan yakni agar bisa dijual dan menghasilkan pundi-pundi rupiah. Tahu sendiri kan berapa harga alpukat di pasaran, lumayan mahal dan itu membuat kami bertekad menjadi pemasok alpukat ke segala tempat. Kami hanya terus melakukan pembibitan, seratus batang masih sangat sedikit dan minimal pencapaian minimal adalah seribu batang pohon alpukat yang tumbuh di pekarangan rumah.

Alhamdulilah, bibit pohon pepaya kalifornia dan alpukat sudah mulai tumbuh tinggi dan siap untuk selanjutnya kami pindahkan dari pot plastik ke kebun depan rumah. Namun belum sempat kupindahkan, kemarin saat hendak menikmati udara pagi yang berkabut di sekitar rumah, kuhampiri pohon-pohon alpukat kecilku dan akupun terkejut melihatnya. Bagaimana tidak terkejut, sebagian besar bibit alpukat kami bolong-bolong bahkan beberapa sudah hampi gundul daunnya.

Dok. Pribadi

Ternyata penyebabnya adalah si ulat-ulat kecil yang sudah bermetamorfosi ke tahap pengerasan tubuh untuk menjadi kepompong. Awalnya cukup geram aku melihatnya, sedih aja karena bibit-bibit pohon alpukat itu sangat kami jaga, tapi ternyata masih tetap kecolongan bentuknya menjadi botak di sana sini. Berniat untuk membasmi hama ulat tersebut namun ayah mecegahnya. Kata beliau, “Biarin aja Teh, jangan dimatiin atau dibuangin karena itu uletnya juga kan kecil-kecil dan gak mengganggu juga, lagipula kita gak melihat bentuk fisik si ulat bulu dan tahu-tahu sudah jadi kepompong aja. Terus juga kalo nanti kan bisa jadi kupu-kupu indah di kebun kita. Kalau soal daun alpukat yang botak mah nanti bisa tumbuh lagi.”

Aku pikir ada benarnya juga apa yang ayah bilang, ternyata dibalik bikin geli gatalnya si ulat bulu ini kalau dipandang dari sisi positifnya pun sudah jelas ada manfaatnya. “Oke kaliana aman kepompong, demi kelestarin dan kecantikan bumi pertiwi. Tapi please jangan undang teman-temanmu yang lain si ulat bulu yang gatal dan besar-besar ya untuk datang ke sini.” Gumamku tak jelas hehe.

Sebagai pengganti dari niat membasmi, para kepompong ini kupotret dan kuabadikan dala tulisan di blog ini. Ya hitung-hitung mengasah skil menulis dan fotografiku. Oh ya gimana dengan teman-teman? Adakah yang punya pohon alpukat di pekarangan rumah dan diserbu ulat bulu juga kah? Atau ada yang pernah membasmi ulat bulu di pohon alpukat tanpa pestisida? Atau adakah yang punya tips seputar berkebun alpukat dengan baik dan benar? Silahkan berbagi ilmu dan inspirasi ya di kolom komen.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan jejak, Teman. Gunakan bahasa yang baik agar silahturahmi dan diskusi kita menyenangkan. Saya pun akan berkunjung balik ke Blog kalian. Tolong untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar. Terima Kasih :-)

Untuk kerja sama berupa content placement, review produk dan lain-lain bisa email ke septiakhoirunnisa24@gmail.com