Mulai dari beberapa
minggu yang lalu aku dan ayahku sedang hobi-hobinya bereksperimen. Mulai dari ternak
ayam kampung, membibitkan pohon papaya kalifornia serta menanam sekitar seratus
pohon alpukat. Tujuan sederhananya adalah menambah nikmat syukur kalau bisa
potong ayam dan goreng telur dari hasil ternak dan makan buah yang dipetik dari
kebun sendiri. Selain dinikmati pribadi, hasil eksperimen berkebun dan
berternak bisa pula dibagi ke tetangga agar berbagi kebahagian.
Kok banyak amat tanam
pohon alpukat? Iya, memang kami sengaja menanam banyak pohon alpukat dengan
tujuan masa depan yakni agar bisa dijual dan menghasilkan pundi-pundi rupiah. Tahu
sendiri kan berapa harga alpukat di pasaran, lumayan mahal dan itu membuat kami
bertekad menjadi pemasok alpukat ke segala tempat. Kami hanya terus melakukan
pembibitan, seratus batang masih sangat sedikit dan minimal pencapaian minimal
adalah seribu batang pohon alpukat yang tumbuh di pekarangan rumah.
Alhamdulilah, bibit pohon
pepaya kalifornia dan alpukat sudah mulai tumbuh tinggi dan siap untuk
selanjutnya kami pindahkan dari pot plastik ke kebun depan rumah. Namun belum
sempat kupindahkan, kemarin saat hendak menikmati udara pagi yang berkabut di
sekitar rumah, kuhampiri pohon-pohon alpukat kecilku dan akupun terkejut
melihatnya. Bagaimana tidak terkejut, sebagian besar bibit alpukat kami
bolong-bolong bahkan beberapa sudah hampi gundul daunnya.
![]() |
Dok. Pribadi |
Ternyata penyebabnya
adalah si ulat-ulat kecil yang sudah bermetamorfosi ke tahap pengerasan tubuh
untuk menjadi kepompong. Awalnya cukup geram aku melihatnya, sedih aja karena
bibit-bibit pohon alpukat itu sangat kami jaga, tapi ternyata masih tetap
kecolongan bentuknya menjadi botak di sana sini. Berniat untuk membasmi hama
ulat tersebut namun ayah mecegahnya. Kata beliau, “Biarin aja Teh, jangan
dimatiin atau dibuangin karena itu uletnya juga kan kecil-kecil dan gak
mengganggu juga, lagipula kita gak melihat bentuk fisik si ulat bulu dan
tahu-tahu sudah jadi kepompong aja. Terus juga kalo nanti kan bisa jadi
kupu-kupu indah di kebun kita. Kalau soal daun alpukat yang botak mah nanti
bisa tumbuh lagi.”
Aku pikir ada benarnya
juga apa yang ayah bilang, ternyata dibalik bikin geli gatalnya si ulat bulu
ini kalau dipandang dari sisi positifnya pun sudah jelas ada manfaatnya. “Oke
kaliana aman kepompong, demi kelestarin dan kecantikan bumi pertiwi. Tapi please jangan undang teman-temanmu yang
lain si ulat bulu yang gatal dan besar-besar ya untuk datang ke sini.” Gumamku tak
jelas hehe.
Sebagai pengganti dari
niat membasmi, para kepompong ini kupotret dan kuabadikan dala tulisan di blog
ini. Ya hitung-hitung mengasah skil menulis dan fotografiku. Oh ya gimana
dengan teman-teman? Adakah yang punya pohon alpukat di pekarangan rumah dan
diserbu ulat bulu juga kah? Atau ada yang pernah membasmi ulat bulu di pohon
alpukat tanpa pestisida? Atau adakah yang punya tips seputar berkebun alpukat
dengan baik dan benar? Silahkan berbagi ilmu dan inspirasi ya di kolom komen.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan jejak, Teman. Gunakan bahasa yang baik agar silahturahmi dan diskusi kita menyenangkan. Saya pun akan berkunjung balik ke Blog kalian. Tolong untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar. Terima Kasih :-)
Untuk kerja sama berupa content placement, review produk dan lain-lain bisa email ke septiakhoirunnisa24@gmail.com