Tuesday, February 18, 2020

, , , , ,

Konsep Smart City Bandar Lampung Hartarto Lojaya Yang Patut Dipertimbangkan

Smart City Bandar Lampung Gagasan Hartarto Lojaya

Konsep Smart City Bandar Lampung yang pernah digaungkan oleh Hartarto Lojaya beberapa waktu lalu cukup membuatku penasaran dibuatnya. Lalu secara tak sengaja terjadi diskusi menyenangkan dengan seorang teman tentang konsep tersebut.

Kupikir oke juga konsepnya untuk mempertimbangkan Smart City di kota tercintaku. Mengingat Bandar Lampung sekarang mulai menjelma menjadi kota metropolitan layaknya Jakarta.

Tentu butuh kecanggihan teknologi yang mutakhir namun tetap memegang teguh budaya baik Indonesia untuk mengelola Bandar Lampung menjadi lebih baik lagi ke depannya.

Berawal dari menonton drama korea yang tadinya hanya suka karena alur cerita yang mereka buat, kini beralih menjadi pengamat sekaligus penikmat kemajuan-kemajuan pola pikir dan teknologi yang ada di Seoul, Korea Selatan.

Negara ini bisa serapih dan semudah itu untuk melakukan berbagai aktivitas bagi warganya. Mulai dari takjubnya keberadaan CCTV di setiap sudut kota sampai dengan tersedianya Wifi gratis di berbagai tempat.

Oh ya, aku juga pernah lihat di dalam drakor ada kasus orang hilang atau mereka yang berada di situasi darurat namun bisa dengan mudah ditemukan keberadaannya. Tentunya bukan hanya menggunakan CCTV.

Jadi ada teknologi yang menggabungkan kamera CCTV dengan layanan berbasis lokasi, mungkin semacam GPS. Tinggal kamu menekan tombol emergency pada smart device maka otomatis sinyal darurat akan terkirim ke polisi, pemadam kebakaran dan sejenisnya.

Menurutku ini keren sih, gimana ceritanya kalo konsep Smart City itu di terapkan di Indonesa terutama di Bandar Lampung. Itu baru sebagian loh kecanggihan konsep Smart City yang ada di Korea Selatan, namun aku sebagai penonton drama mereka saja sudah merasa takjub.

kita tinggalkan dulu cerita tentang Korea Selatan dengan Smart City yang membanggakannya. Beralih ke negara sendiri, Alhamdulillah kini aku mulai merasakan konsep kota cerdas tersebut di beberapa kota.

Contohnya ketika aku diundang ke sebuah event Bank Indonesia, saat itu ada waktu luang yang kugunakan untuk menulusuri jalan sekitaran hotel tempatku menginap.

Tibalah saatnya aku untuk menyebrang jalan yang sangat padat kendaraan namun tak ditemukan jembatan penyeberangan orang.

Tetep stay cool dong gak mau terlihat gupek, hehe. Kuperhatikan orang-orang ketika hendak menyebrang, mereka menekan tombol yang baru kutahu namanya Pelican Crossing.

Semacam tombol untuk memudahkan pejalan kaki menyeberang jalan yang dilengkapi oleh lampu lalu lintas dan suara.

Rancangan Smart City Bandar Lampung oleh Hartato Lojaya


Balik lagi kepada gagasan Smart City Bandar Lampung oleh Hartarto Lojaya, beliau mengharapkan nantinya Bandar Lampung menjadi bagian dari kota-kota maju di dunia yang sudah menerapkan kota cerdas.

Menurutku bukan sekedar omong kosong belaka sih konsep Smart City Bandar Lampung ini digagas, karena di era digital semua orang butuh yang namanya akses apapun yang serba mudah, cepat, aman dan manfaat.

Hartarto Lojaya yang merupakan pengusaha dan pernah menjadi anggota DPRD Lampung menegaskan dengan adanya Smart City ini nantinya akan tercapai beberapa kemudahan.

Kemudahan tersebut akan dirasakan oleh masyarakat Smart City Bandar lampung dalam hal:

  • Proses pembayaran terdigitalisasi atau dengan konsep cash less

    Sistem cash less ini pernah kucoba saat mengirim paket ke konsumen lewat jasa pengiriman, jadi penjual gak perlu repot untuk bayar di tempat, karena pihak E-Commerce sendiri yang akan langsung mentransfer biaya kirim kepada pihak jasa pengiriman.

  • Uang Elektronik

    Kurasa kita sudah tak asing lagi dengan istilah ini. Sebagian besar dari kita pasti pernah menggunakan dompet digital seperti Ovo, Gopay, DANA dan lain sebagainya. Dengan memakai uang elektronik ini maka pembayaran semakin mudah.

  • Aplikasi Penanganan Banjir

    Hal ini tak kalah pentingnya, karena dengan adanya aplikasi ini maka diharapkan masyarakat menjadi lebih tanggap akan bencana banjir yang bisa saja sewaktu-waktu datang.

  • Lampu Penerangan

    Dengan konsep ini maka lampu penerangan akan dibuat dengan sistem digital atau melalui sistem remot sehingga nyalah dan matinya bisa dikontrol dengan mudah.

  • Perpajakan Sistem Cash Less

    Dengan adanya perpajakan Cash Less ini nantinya perpajakan dikoneksikan dengan vendor berbagai sistem non tunai atau cash less.

Yang kita harapkan dengan adanya kemudahan dari konsep Smart City Bandar lampung adalah akan tercipta tata kelola pemerintah yang baik, masyarakat atau SDM yang semakin unggul, serta adanya pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat.

Unsur Penting dari Konsep Smart City Hartarto Lojaya


Terkait terlaksananya Smart City yang diusung oleh Hartarto Lojaya, terdapat enam unsur penting yang bisa dicapai dari adanya konsep ini, mari simak ulasannya berikut ini.

1. Pemerintahan Cerdas (Smart Governance)


Smart Governance merupakan ikut sertanya masyarakat sipil dan para Ombudsman dalam pengawasan kerja dunia birokrasi.


Kalau aku boleh menyimpulkan dari unsur ini, konsep Smart City Bandar Lampung yang dicetuskan oleh Hartarto Lojaya dimaksudkan agar meminimalisir adanya prakter KKN di setiap instansi pemerintah.

Mulai dari perekrutan pejabat publik, pengambilan kebijakan, pemakaian anggaran, sampai pada penilaian dan pemberian sanksi bagi para PNS ataupun pejabat yang melanggar aturan.

Dengan adanya pemerintahan cerdas ini maka perekrutan pejabat mulai dari lurah, kepala dinas dan jabatan lainnya dilakukan dengan lelang jabatan yang dinilai langsung oleh masyarakat sipil.

Sehingga otomatis nantinya yang akan menjabat adalah orang-orang kompeten. Bukan karena sogok menyogok atau timbal balik keuntungan golongan tertentu saja.

Aku yakin dana fiktif kegiatan yang sudah menjadi rahasia umum di setiap instansi akan dapat diminimalisir untuk dipakai secara pribadi. Ah mending duitnya dibagi-bagi ke fakir miskin kalau pun ada lebih dana mah, atau kumpulin buat bantu bayar hutang negara.

Masalahnya pemerintahan yang cerdas ini tak mungkin bisa berjalan dengan mulus tanpa adanya sinergi dari masyarakat sipil, termasuk para profesional dan akadimisi.

2. Masyarakat Cerdas (Smart People)



Sering dengar istilah Smart People ini dari Om Deddy Combuzier yang ternyata jika diterapkan ke dalam elemen atau unsur penting Smart City akan semakin berbobot.

Smart People ini ditekankan pada kualitas sumber daya manusia yang ada di suatu kota, misal di Bandar Lampung, maka SDM yang ada di kota tersebut harus baik untuk terciptanya Smart City.

Pak Hartarto Lojaya dalam unsur ini tentunya harus memastikan bahwa Index Pembangunan Manusia (IPM), pelayanan kesehatan dan pendidikan berjalan dengan sangat baik. Misal dengan adanya perbaikan gaji guru dan tenaga medis, serta pendidikan dasar gratis.


Smart City Bandar Lampung yang digagas oleh Hartarto Lojaya
Ilustrasi penerapan konsep Smart City Bandar Lampung oleh Hartarto Lojaya

Lalu apakah sudah cukup hanya sampai di situ? Tentunya tidak, banyak keresahan di masyarakat misalnya di saat butuh berobat mereka mengalami kesulitan entah itu prosedur rujukan rumah sakit, administrasi dan lain sebagainya.

Diharapkan dengan adanya modal awal Smart People ini kedepannya segala sistem administrasi atau pelayanan public bisa dibuat lebih mudah dan cepat dengan menerapkan teknologi terkini.

Hadirnya BPJS dari pemerintah pusat pun agar lebih diperhatikan oleh setiap layanan medis tiap daerah, supaya mereka yang sudah terdaftar menjadi anggota BPJS dapat diperlakukan dengan baik dari segi sarana dan prasarananya.

Karena Smart People gak hanya soal kecerdasan intelektual, tapi juga soal kesehatan masyarakatnya yang baik.

3. Ekonomi Cerdas (Smart Economy)


Adanya jalur tol Sumatera sebenarnya sangat menguntungkan, karena dengan begitu Smart City yang digagas oleh Hartarto Lojaya bisa lebih mudah diwujudkan. Apalagi untuk pencapaian unsur Smart Economy.

Lokasi Bandar lampung yang strategis yakni sebagai akses pintu Sumatera-Jawa atau sebaliknya seharusnya bisa menjadi lahan untuk perbaikan potensi perdagangan, jasa, pariwisata, dan ekonomi kreatif.

Misal nih dari segi perdagangan, Pemerintah fokus menyediakan fasilitas umum yang baik dan masyarakat fokus memaksimalkan potensinya untuk menjual keperluan sandang, pangan maupun papan.

Hal lain yang dapat dilakukan pemerintah untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dari segi perdagangan bisa diupayakan perbaikan dan promosi besar-besaran pasar tradisonal. Masa mau pasar tradisional tergusur oleh swalayan besar yang lebih modern milik individu?

Bandar Lampung meski kini seolah menjelma menjadi kota metropolitan, namun aku tetap bersyukur karena kita semua masih bisa melihat bagaimana Allah SWT menitipkan banyak sekali potensi wisata alamnya.

Seperti wisata pantai dan wisata perbukitan yang menurutkan masih cukup asri untuk ukuran sebuah kota modern. Kalau aku boleh usul, semoga dengan adanya Smart City Hartarto Lojaya nanti dapat menekan pembangunan perumahan di wilayah bukit atau tebingan.

Karena apa? Karena area bukit atau tebingan itu pemandangannya indah untuk dijadikan tempat wisata kota Bandar Lampung, selain itu menjadikan area ini sebagai pemukiman penduduk kurasa kurang tepat, pasalnya bisa membahayakan jiwa para penghuni perumahan tersebut jika terjadi longsor.

Potensi wisata alam yang ada di Bandar Lampung seperti Buhe Itadara dan lain-lain rasanya kurang lengkap dinikmati jika akses jalan menuju tempat wisata tersebut hancur.

Oleh sebab itu Smart Economy seharusnya hadir agar dapat mengatasi permasalahan jalan yang rusak menuju tempat wisata di Bandar Lampung.

Kalau bicara tentang Ekonomi kreatif, Pak Hartart Lojaya ingin mewujudkan kolaborasi dengan home industri dan pedagang kecil agar dapat ditopang oleh Bank Pasar.

Pastinya jika konsep ini berjalan dengan lancar Insyaallah akan banyak lapangan kerja baru yang tercipta. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui bukan?

4. Kehidupan Cerdas (Smart Living)



Sama seperti manusia, kota yang cerdas tak hanya cukup dilihat dari infrastruktur yang berjalan dengan baik saja, karena Smart City Bandar Lampung memerlukan keseimbangan antara pembangunan yang lancar dan  masyarakat yang memiliki sikap toleran terhadap budaya, agama, suku maupun warna kulit yang ada di dalamnya.

Tak lupa juga untuk memikirkan kualitas tumbuh kembang anak dengan menyediakan lebih banyak lagi taman bermain anak yang baik fasilitasnya.

Jadi gak ada cerita lagi ya anak-anak kekurangan lahan bermain dan terpaksa main di jalan yang berakibat fatal untuk keselamatan mereka. Aku berharap sih begitu, anak-anak sekarang dan di masa depan bisa merasakan indahnya bermain di masa kecil.

Untuk para orang tuanya, bisa dengan tenang dan mudah untuk mencari rejeki. Sehingga gak ada lagi anak yang putus sekolah karena faktor biaya. 

Bukan hanya untuk anak-anak, taman-taman kota yang asri juga bisa menjadi tempat santai yang nyaman buat para orang tua di masa senjanya.

5. Mobilitas Cerdas (Smart Mobility)


Selama kuliah di Jabodetabek, aku cukup dimanjakan dengan aneka transportasi umum yang cukup baik fasilitasnya. Bahkan tiba-tiba punya hobi naik kereta entah kemanapun perginya.

Smart City Jakarta aku rasa sudah cukup berkembang dengan baik dengan aneka transportasi umum yang baik dari mulai busway, commuter line, LRT, sampai yang terbaru MRT.


Bukan maksud tak bersyukur dengan transportasi yang ada di Bandar Lampung, cuma boleh dong aku berharap kalau transportasi umum di Bandar Lampung kedepannya bisa lebih baik lagi.

Masalahnya belum sampai tempat tujuan kepala keburu pusing dan perut tetiba mual karena angkot begajulan, huft.

Nah dengan konsep Smart City ala Hartarto Lojaya ini diharapkan transportasi umum Bandar Lampung akan lebih nyaman, aman dan murah.

Karena aku pernah punya pengalaman merasa tak aman saat naik transportasi umum sampai harus meliburkan diri naik angkot karena takut dengan adanya orang jahat.

Konsep Mobilitas Cerdas (Smart Mobility) bisa juga diwujudkan dengan menyediakan lahan khusus sepeda dan para pejalan kaki yang merupakan salah satu perwujudan dari Smart City Bandar Lampung gagasan Hartarto Lojaya.

Ide lain yang bisa dikembangkan sebagai bentuk konsep Smart City Bandar Lampung adalah dengan adanya Bandar Lampung Center sebagai layanan pengaduan masyarakat 24 jam.

6. Lingkungan Cerdas (Smart Environment)



Nah unsur Smart City yang satu ini merupakan perwujudan dari konsep lingkungan yang aman dan nyaman untuk warga.

Seperti beberapa kota di Indonesia yang sudah menerapkan poin lingkungan cerdas, nantinya Bandar Lampung diharapkan mempunya pusat taman santai yang aman dan nyaman untuk keluarga.


Tersedia toilet umum dan musola yang bersih, gak ada sampah berserakan dimana-mana, gorong-gorong yang gak bikin hidung tersiksa, fasilitas olahraga yang lengkap, serta polusi udara yang minim.


Untuk menerapkan konsep ini seharusnya memang ada kerjasama antar pemerintah dan pihak swasta. Karena biar gedung-gedung tinggi yang mungkin saja bisa menjadi penyebab polusi bisa diselipkan dengan taman yang nyaman untuk para karyawan agar mereka bisa sedikit lebih santai menghadapi rutinitas kerja.

Tak luput juga rencananya konsep Smart City Bandar Lampung oleh Hartarto Lojaya ini ingin mengembangkan program bedah kampung. Sehingga memfasilitasi tiap-tiap kampung atau kelurahan dengan kawasan hijau dan fasilitas warga yang memadai.

Kan seru tuh kalo setiap kelurahan di Bandar Lampung pada nanem cabe, tomat dan tanaman hijau lain yang pastinya berguna buat warga itu sendiri.

Juga tak luput dari rencana Smart City Bandar Lampung adalah untuk memperbaiki sistem aliran sungai sehinga mengurangi potensi banjir, sungai menjadi lebih bersih atau bahkan bisa jadi alternatif wisata alam yang diperbarui nantinya seperti wisata arum jeram misalnya.

Aku sih yakin jika konsep ini dijalankan dengan tujuan mulia dan sungguh-sungguh tanpa embel-embel di belakangnya, Insyaallah Bandar Lampung akan semakin maju lagi kedepannya. Kota Tapis Berseri ini akan semakin berseri dengan perubahan menakjubkan dari konsep Smart City yang diwujudkan nantinya.

1 comment:

  1. Memahami konsep smart city bandar lampung dari artikel ini sangat menarik. Jika direalisasikan dan dapat terealisasi artinya berkembangnya kota akan lebih cepat. Apalagi sekarang teknologi menguasai hampir setengahnya masyarakat kota bahkan lebih. Maka pemerapannya harus tepat, biar semua yang ingin dicapai bisa lebih cepat.

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan jejak, Teman. Gunakan bahasa yang baik agar silahturahmi dan diskusi kita menyenangkan. Saya pun akan berkunjung balik ke Blog kalian. Tolong untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar. Terima Kasih :-)

Untuk kerja sama berupa content placement, review produk dan lain-lain bisa email ke septiakhoirunnisa24@gmail.com